REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Tim pasangan calon (paslon) nomor urut dua, Arsid-Elvier Ariadiannie, menemukan 91.477 daftar pemilih sementara (DPS) yang tidak memenuhi syarat. Seluruh data telah diserahkan kepada KPU setempat.
Dikonfirmasi Republika.co.id pada Senin (28/9), Sekretaris Tim Pemenangan paslon Arsid-Elvier, Fatahillah mengatakan tidak sempurnanya DPS berdasarkan pada nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu kependudukan (NKK).
"Temuan kami memang ada sekitar 91.477 DPS yang tidak sempurna. Kami sudah serahkan ke KPU dan kami minta KPU dan pihak terkait segera memperbaiki DPS yang belum sempurna ini," tegas Fatahillah.
Menurut penelusuran timnya, masih banyak ditemukan NIK kosong dalam DPS. Karenanya, tidak diketahui apakah status warga dalam DPS itu masih merupakan warga Kota Tangsel atau bukan. "Selanjutnya, ada NKK yang berdasarkan kode tidak sesuai standar Kota Tangsel, NKK nihil dan RT serta RW yang nihil di NKK DPS," jelasnya lebih lanjut.
Dia menuturkan, NKK penting sebagai bahan rujukan mengirimkan undangan kepada pemilih. Jika RT dan RW tidak tercantum, maka undangan tidak bisa dikirim ke siapapun.
Selain itu, puluhan ribu DPS tidak memenuhi syarat juga berpeluang digunakan sebagai celah memobilisasi massa atau pemilih. Sebab, selain DPS itu, tim Arsid-Elvier juga menemukan lebih dari 40 ribu DPS ganda. "Jumlah itu bisa berpeluang digunakan sebagai celah untuk mengisi pemilih fiktif atau pemilih siluman oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Bisa juga dimanfaatkan untuk menguntungkan paslon tertentu," tambahnya.
Karena itu, dia meminta agar pokja data pemilih KPU, Panwaslu serta pihak terkait benar-benar melakukan sinkroninasi DPS. Tim Arsid-Elvier juga meminta agar KPU segera menghapus data DPS jika benar-benar telah terbukti nihil.
Sementara itu, KPU dan Panwaslu Kota Tangsel belum bisa dimintai konfirmasu terkait adanya DPS ganda dan DPS tidak sempurna. Pada Senin siang, tim paslon nomor urut satu, Ikhsan Modjo-Li Claudia Chandra juga merilis 80 ribu DPS ganda hasil verivikasi mereka.