Selasa 29 Sep 2015 08:18 WIB

Cameron: Assad tak Bisa Jadi Bagian Masa Depan Suriah

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
 Perdana Menteri Inggris David Cameron
Foto: guysernpress.com
Perdana Menteri Inggris David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad bisa menjadi bagian saat perpindahan kekuasaan. Tetapi Assad dinilainya hanya berperan dalam jangka pendek.

Cameron mengatakan kepada koresponden Sky yang bepergian dengan dia ke Amerika Serikat (AS) bahwa ia tidak mengesampingkan bahwa Assad bisa menjadi bagian dari perpindahan kekuasaan.

"Tetapi sangat jelas bahwa Assad tidak bisa menjadi bagian dari masa depan Suriah dalam jangka panjang," katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (28/9).

Sebelumnya, Harian Inggris Sunday Telegraph melaporkan bahwa Cameron mengatakan Assad harus menghadapi tuntutan pidana internasional atas kejahatan yang dia lakukan di negara asalnya, termasuk penggunaan bom pada warga sipil.

"Tidak ada masa depan yang damai, stabil bagi Suriah di mana rakyatnya dapat kembali ke rumah. Sementara Presiden Assad sebagai pemimpin," tulis surat kabar tersebut yang mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang menjelaskan sikap Cameron.

Pada Kamis, (24/9), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Kanselir Jerman Angela Merkel secara terpisah mengatakan Assad bisa memiliki peran dalam transisi kekuasaan di Suriah. Pernyataan Erdogan itu sangat mengejutkan karena ia telah lama menjadi kritikus keras Assad.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Assad harus meninggalkan jabatannya, tetapi waktunya harus diputuskan melalui negosiasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement