Selasa 29 Sep 2015 13:20 WIB

'Kalau Gak Suka Asap, Pulangin Uang Korupsi yang Parkir di Singapura'

Rep: c07/ Red: Esthi Maharani
MS Kaban
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
MS Kaban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kehutanan periode 2004-2009 MS Kaban mengatakan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan akan berhenti jika uang hasil korupsi yang parkir di Singapura kembali ke Indonesia.

"Asap Sumatera dan Kalimantan berhenti jika uang uang hasil korupsi yang parkir di Singapura kembali ke Indonesia. Kalau gak suka asap pulangin aja," kicaunya di akun Twitwr miliknya @hmskaban, Selasa (29/9).

Menurut Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang itu, saat ini pasar sudah tidak percaya kepada Presiden karena pemerintah tidak kompak. Bahkan para pembantu Presiden pun asyik sendiri dengan mainannya masing-masing.

"Presiden Jokowi dan Wapres JK. Kompak dong satu komando, bukan saatnya pembantu pres/wapres tidak taat komando. Ingat beban rakyat makin berat." tulisnya.

Ia pun mempertanyakan keberadaan para pendukung Jokowi-JK. Ia menyakini Jokowi-JK didukung oleh para pengusaha terkaya. Tetapi, di saat kondisi ekonomi sedang terpuruk, para pengusaha itu justru tak menunjukkan rasa nasionalismenya dan justru meraup keuntungan dari melemahnya nilai tukar rupiah.

"Pemerintah Jokowi didukung oleh pengusaha terkaya tapi tidak membawa pulang dollar mereka ke dalam negeri malah ambil untung anjloknya rupiah," tulisnya.

"Pengusaha exportir pendukung pemerintah Jokowi JK mana nasionalismenya ayo bawa pulang dollar yang diparkir di negara tetangga kok tega rakyat jadi korban."

MS Kaban juga mengkritisi tentang paket kebijakan ekonomi Jokowi-JK yang dinilainya tak ampuh.

"Paket 1 tidak ampuh jika dengan paket 2 juga tidak memperbaiki keadaan rupiah gak jadi meroket malah nyungsep apa pak Presiden dan pembantu masih bertahan."

"Sebagai rakyat yang cinta terhadap pemimpin bangsa hanya berdoa semoga tidak berkhianat pada amanah dan sukses mengatasi masalah."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement