REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kalangan Kristen Arab Palestina mengancam akan menutup gereja sebagai balasan atas pemotongan alokasi anggaran sekolah Kristen oleh Israel. Pemotongan tersebut membuat sekolah Kristen tidak mampu melanjutkan aktivitas belajar mengajar.
Penasehat Uskup Katolik di Tanah Suci Wadie Abu Nassar mengatakan kepada Quds Press, otoritas pendudukan Israel hanya menunda-nunda menyelesaikan masalah. Mereka hanya membuat janji-janji, tapi tidak memberikan solusi atas krisis.
"Krisis telah berlangsung selama sebulan, mengakibatkan penutupan atas 47 sekolah yang memiliki 33 ribu murid Palestina dari berbagai kota di sepanjang wilayah pendudukan," ujarnya.
Abu Nassar menilai, janji yang diberikan Israel tak jelas. Israel telah memicu masalah sejak setahun lalu, dan kini Kementerian Pendidikan memangkas anggaran dari 57 persen menjadi tinggal 27 persen.
Menurutnya, sekolah Kristen tercatat di Kementerian Pendidikan Israel. Namun dalam kasus ini, mereka merasa termarjinalkan dibandingkan dengan orang-orang Yahudi.