REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan Masyarakat Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) periode 2015-2018, Sys Ns, menegaskan penyelenggaraan Festival Film Indonesia itu sepatutnya menjadi perayaan buat orang-orang film.
Untuk itu ia menyampaikan sudah sewajarnya jika PPFI berniat untuk menarik kembali festival pelat merah itu berdasarkan pertimbangan filosofis dan subtantif.
"Secara historiografis FFI itu lahir dari PPFI. Untuk itu sudah sepantasnya, sebagai fatsun historis, FFI menjadi hajat milik orang film, dalam hal ini PPFI. Ini disebabkan FFI pertama itu diadakan oleh PPFI," kata Sys Ns di Jakarta, Rabu (7/10).
Sys menjelaskan sejauh ini PPFI menjadi wadah yang sudah diakui sebagai milik orang film. Ia mengatakan hingga kini anggota PPFI itu sudah melahirkan hampir 80 persen film nasional. Sayangnya, kata dia, dari jumlah tersebut tidak semua anggota PPFI yang mengikuti FFI. ''Maka FFI hasilnya akan jadi jelek,'' katanya.
Meski demikian Sys Ns menjelaskan secara redaksional PPFI tidak akan mengambil alih penyelenggaraan FFI. Namun ia menjelaskan proses pengambilan itu lebih kepada esensi penyelenggaraannya. ''Sehingga pemilik regulator, dalam hal ini menteri terkait, bisa membuat Permen (Peraturan menteri) yang menyebutkan dengan difinitif FFI dipegang oleh siapa,'' ujarnya.