Kamis 08 Oct 2015 00:00 WIB

Anggota DPR: BBM dan Tarif Listrik Harus Turun

Rep: Issa Haruma/ Red: Teguh Firmansyah
Politisi PDI Perjuanganan Maruarar Sirait saat rilis survei nasional bertema Ketimpangan Pendapatan di Indonesia, Harapan Publik terhadap Pemerintahanan Jokowi- JK di Jakarta, Senin (1/9).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Politisi PDI Perjuanganan Maruarar Sirait saat rilis survei nasional bertema Ketimpangan Pendapatan di Indonesia, Harapan Publik terhadap Pemerintahanan Jokowi- JK di Jakarta, Senin (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR Maruarar Sirait mengatakan, pemerintah harus menurunkan tarif dasar listrik dalam paket kebijakan ekonomi III. Dengan begitu, kata Maruarar, kebijakan tersebut dapat dirasakan dan berdampak langsung pada masyarakat.

"Paket III harus diturunkan (tarif listrik),  baru itu bisa disebut paket bermanfaat untuk rakyat. Kalau tidak, saya setuju paket ini tidak berpihak pada rakyat, khususnya rakyat kecil. Mudah-mudahan pemerintah mau dengar," kata laki-laki yang biasa disapa Ara itu dalam diskusi di gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/10).

Ara mengatakan, tarif listrik harus diturunkan mengingat aktifitas produksi sangat bergantung dengan penggunaan listrik. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus menurunkan harga BBM dan gas. Hal ini mengingat kebutuhan industri yang sangat besar akan kedua produk tersebut.

"Daya tahan rakyat kan beda-beda, miskin menengah, atas. Konsentrasi kita harus pada program jangka pendek. Setelah itu bikin program padat karya pakai data yang benar. Ke daerah yang banyak rakyat miskin baru, PHK baru," jelasnya.

Politikus PDIP ini pun memandang langkah tersebut akan jauh lebih penting dan menyentuh rakyat dibanding kebijakan-kebijakan yang ada di dalam dua paket ekonomi saat ini. Hal tersebut, lanjutnya, mengacu pada fakta bahwa sumber pertumbuhan ekonomi terbesar datang dari konsumsi rumah tangga, baru disusul investasi.

"Belum waktunya fokus ke investasi. Untuk jangka pendek itu mutlak karena daya tahan rakyat menghadapi tekanan tidak sama. Saya harap ada yang turun dalam kebijakan selanjutnya," kata Ara.

Sebagaimana diketahui pemerintah menurunkan solar, pertalite, pertamax dan tarif listrik buat industri, tetapi tidak dengan harga bensin premium.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement