REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 70 persen air hujan dari total curah hujan kota Jakarta-Bogor dalam setahun mengalir ke Jakarta. Sementara total curah hujan kota Jakarta-Bogor hampir mencapai 11 miliar meter kubik dalam setahun.
"Hampir 11 miliar meter kubik setahun. Dari total itu hanya 11 persen infiltrasi atau masuk tanah, dan 12,05 persen evapotranspirasi atau menguap dari tanaman dan lainnya," kata pakar lingkungan Universitas Indonesia Mohammad Hasroel Thayib, Ahad (11/10).
Data tersebut didapat dari hasil penelitian mahasiswa program S3 yang dibimbingnya untuk mendapat gelar doktor. Dengan mengalirnya 70 persen air hujan ke Jakarta menjadi alasan Kota Jakarta selalu banjir di setiap musim penghujan.
Selain itu, kondisi tata kota Jakarta yang semakin kehilangan daerah resapan air dan "tempat pakir air" seperti rawa-rawa dan danau-danau kian memperburuk keadaan. "Dulu, banyak tempat parkiran air, danau-danau itu tempat parkiran air seperti di Sunter Situ Gintung, nah sekarang 'diuruk' (ditimbun)," kata dia.
Untuk itu, Hasroel sependapat dengan konsep Gubernur DKI Jakarta yang berupaya mengembalikan fungsi rawa dan situ sebagai tempat penampungan air hujan. "Benar yang dibilang Ahok itu, kembalikan itu namanya Sunter dan lain-lain, kembalikan itu rawa-rawa, karena tempat parkiran air sebetulnya," jelas Hasroel.