REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Bupati Kampar, Jefry Noer menganggap kedatangan Presiden Joko Widodo ke daerahnya telah mengobati kekesalan masyarakat atas batalnya kunjungannya beberapa waktu sebelumnya.
"Apresiasi untuk Pak Presiden yang telah bersedia datang berkunjung ke Kampar," kata Bupati Jefry Noer kepada pers di Siak Hulu, Kampar, Minggu (11/10).
Kunjungan Presiden Jokowi ke Kampar pada Jumat (9/10) dimulai dari peninjauan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kecamatan Kuok, tepatnya di wilayah berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Di Puskesmas Kuok, Jokowi menyalami ratusan warga yang telah sejak lama menantinya, kemudian melihat pasien korban asap dan terakhir membagi-bagikan buku tulis dengan sampul "Belajar, belajar dan belajar".
Dari Puskesmas Kuok, Preside Jokowi bersama rombongan termasuk Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya Bakar kemudian menuju Masjid Islamic Centre di Bangkinang untuk melaksanakan shalat Jumat berjemaan dengan didampingi Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Bupati Kampar Jefry Noer.
"Selepas shalat Jumat beliau kemudian mengunjungi Balai Bupati Kampar. Dia berlama-lama di sana dan menyatakan senang berada di Kampar," kata Jefry Noer.
Lebih dari setengah jam berada di Balai Bupati, Jokowi bersama Ibu Negara kemudian mengarah ke lokasi lahan bekas terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar. "Sebelum sampai di lokasi lahan bekas terbakar itu, beliau singgah di rumah makan sederhana untuk makan siang. Yang jelas kunjungan presiden ini membawa kesan tersendiri," katanya.
Setelah makan siang, lanjut dia, baru kemudian presiden bersama rombongan meninjau lokasi lahan bekas terbakar, dan memberikan saran untuk pencegahan terjadinya kebakaran lahan penyebab polusi asap. Pada kunjungan kali ini, Presiden Jokowi benyak menghabiskan waktu di Kampar, bahkan tidak sempat singgah di Kota Pekanbaru.
"Kami akan menindaklanjuti permintaan presiden untuk pencegahan kebakaran lahan agar tak terulang di tahun yang akan datang," kata Jefry.
Bupati mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan regulasi jitu untuk mencegah kebakaran lahan gambut terulang. "Nantinya, lahan-lahan tidur yang tidak dikelola akan disita untuk dijadikan lahan pertanian. Kalau tidak bisa terbakar lagi," katanya.