REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kantor Perdana Menteri Turki menyatakan puluhan orang yang terjebak dalam serangan teror ledakan dua bom di Ankara tetap dalam perawatan intensif.
DIlansir dari Anadolu Agency, pemerintah Turki mengatakan dari 160 orang yang menjadi korban luka ledakan di Ankara, 65 orang masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Selain itu, 19 orang juga masih mendapatkan perawatan.
Kementerian Dalam Negeri sejauh ini sudah mendapatkan 52 nama dari para korban, sedangkan untuk korban lain akan diketahui setelah melakukan otopsi. Jasad 36 korban meninggal telah diserahkan kepada keluarga mereka untuk dimakamkan.
Dua pejabat senior Kementerian Dalam Negeri dan dua petugas polisi senior telah ditugaskan untuk menyelidiki setiap aspek dari serangan itu. Ledakan itu merupakan serangan teroris paling mematikan dalam sejarah Turki di dunia modern.
Serangan itu melebihi serangan di Istanbul tahun 2003, yang menewaskan 60 orang dan dilakukan oleh kelompok Al-Qaeda.