REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama cukup yakin bakal kandidat dari Partai Republik Donald Trump tidak akan menggantikannya sebagai orang nomor satu di Gedung Putih. "Saya tidak berpikir dia akan berakhir menjadi presiden Amerika Serikat," kata Obama dalam wawancara televisi CBS yang disiarkan, Ahad (11/10).
Pengusaha properti itu memang terdepan dalam persaingan untuk menjadi penghuni Gedung Putih dari Partai Republik. Namun Trump menimbulkan kegusaran dengan sejumlah komentar kontroversial seperti masalah imigrasi, kontrol senjata dan perempuan serta isu-isu lainnya.
"Dia tahu bagaimana untuk mendapatkan perhatian. Dia adalah ... Anda tahu karakter klasik realiti TV dan pada tahap awal, itu tidak mengherankan dia mendapat banyak perhatian," katanya.
Komentar menggebu Trump terhadap masalah imigrasi dan sejumlah isu-isu lain menyinggung banyak orang Amerika. Hal inilah yang menurut Obama, mengapa Trump tidak pantas untuk menjabat di kursi nomor 1 AS. "Kepemimpinan tidak mengipasi api intoleransi," sindir Obama.
Obama yang sedang menjalani periode kedua masa kepemimpinannya mengaku tidak menyesal dengan batas jangka waktu Presiden AS. Menurutnya, wajah baru di kursi presiden AS dapat memberi ide-ide segar. Terutama dalam menghadapi permasalah yang setiap tahunnya berbeda. "Saya pikir itu semua baik untuk demokrasi kita," katanya.
Namun presiden mengaku yakin ia akan menang jika memiliki kesempatan untuk mencalonkan diri kembali pada masa jabatan ketiga.