REPUBLIKA.CO.ID, KUNDUZ -- Pasukan Taliban Afghanistan memutuskan untuk mundur dari pusat kota sebelah utara, Kunduz, Selasa (13/10). Taliban mengatakan keputusan itu mereka ambil untuk melindungi sipil, bukan kekalahan.
"Kami ingin memastikan orang-orang kami dan dunia bahwa kami bisa merebut kota tersebut," ujar juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam pernyataannya. "Penarikan mundur dari Kunduz dan gedung pemerintahan sudah dikonsultasikan untuk melindungi warga sipil dari aksi pengeboman."
Kepala polisi Kunduz Mohammad Qasim Jangalbagh mengonfirmasi keputusan Taliban. Ia mengatakan pusat kota sudah dibersihkan dan penduduk kini mulai kembali pulang. "Pemerintah Afghanistan memindahkan kendaraan yang hancur dan batu-batu di tengah jalan," ujar Jangalbagh.
Pertempuran antara militan dan pasukan Afghanistan sudah berlangsung selama dua pekan. Ribuan orang di Kunduz mengungsi. Afghanistan sempat meminta bantuan serangan udara dari AS. Sayang serangan itu salah sasaran dan justru menyasar rumah sakit. Lebih dari 20 orang dilaporkan tewas, termasuk pasien dan personel dari Dokter Lintas Batas.