Rabu 14 Oct 2015 09:01 WIB

Sunan Kalijaga Dukung Program Bela Negara

Menhan Ryamizard Ryacudu merancang program Bela Negara.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menhan Ryamizard Ryacudu merancang program Bela Negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Forum Bela Negara, Sunan Kalijaga menegaskan pihaknya memberikan apresiasi dan siap mendukung program Bela Negara bagi setiap warga negara berusia 50 tahun kebawah wajib untuk mengikuti program tersebut.

"Kami jelas mendukung program Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk membangun negara yang kuat," kata Sunan di Jakarta, Rabu (14/10).

Sunan mengatakan target sasaran Forum Bela Negara yaitu para generasi muda harus mempunyai jiwa Bela Negara tak terkecuali dari kalangan artis-artis muda. "Saya beserta jajaran siap menjalankan Program sosialisasi Bela Negara terus menerus," katanya.

Sunan dalam keterangan tertulisnya lebih lanjut mengatakan Forum tersebut di bawah naungan langsung Potensi Pertahanan Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan RI Laksamana Pertama M. Faizal, dengan terus menerus mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang pentingnya Bela Negara.

Forum Bela Negara Republik Indonesia yang dipimpin Laksamana Muda Prof. Dr. Setyo Harnowo beserta jajaran dari berbagai unsur institusi dan elemen lapisan masyarakat saat ini sudah terbentuk di 33 perwakilan provinsi serta kota/kabupaten.

Sehingga dalam menjalani program pemerintah pusat Presiden Jokowi melalui Kementerian Pertahanan akan bersinergi dengan para pemimpin pemangku kepentingan di daerah masing-masing. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan berencana membentuk kader bela negara sebanyak 100 juta orang dalam 10 tahun untuk mengantisipasi serangan ideologi dari pihak dalam maupun luar.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan kader bela negara itu disiapkan mengingat permasalahan bangsa yang semakin banyak mulai dari serangan ideologi yang menghancurkan bangsa serta hal-hal yang membuat rasa cinta tanah air para generasi muda luntur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement