Rabu 14 Oct 2015 10:43 WIB

Puluhan Ribu Hektare Hutan di Maluku Utara Terbakar

Dampak kebakaran hutan membuat orang utan keluar dari wilayahnya (ilustrasi).
Foto: Antara
Dampak kebakaran hutan membuat orang utan keluar dari wilayahnya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sebanyak puluhan ribu hektare hutan produksi milik rakyat di wilayah Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah terbakar sehingga mengancam kehidupan warga yang mengalami korban.

Ketua Gerakan Penanggulangan Bencana Gereja Protesan Maluku (GPB GPM), Pdt Elifas Maspaitella dikonfirmasi, Rabu (4/10), mengatakan berdasarkan pemantauan meluasnya kebakaran hutan mencapai puluhan ribu hektare itu karena hembusan angun kencang sehingga sulit dipadamkan.

Lokasinya juga berupa gunung dan jurang terjal sehingga kendaraan bermotor kesulitan menjangkau wilayah yang terbakar. "Kami sudah berkoordinasi dengan Pemkab Maluku Tengah. Namun, karena lokasi kebakaran yang sulit dijangkau sehingga mobil pemadam kebakaran sulit dikerahkan untuk memadamkan api," ujarnya.

Dia memprihatinkan masyarakat yang lahannya terbakar karena merupakan hutan produksi yakni cengkih, pala, kelapa, durian, kenari dan buah - buah serta tanaman menyangga kehidupan sehari - hari.

"Memprihatinkan memang nasib warga di sana karenanya melalui koordinasi dengan Pemkab Maluku Tengah telah melaksanakan penanggulangan darurat terkait kebutuhan bahan pokok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan," kata Elifas.

Disinggung jumlah warga yang lahannya terbakar, dia menjelaskan, berdasarkan pendataan sementara terdiri dari Siahari (47 KK/161 jiwa), Kokoroli (30 KK/83 jiwa), Suku Huaulu (39 KK/169 jiwa), Maneo Rendah (52 KK/208 jiwa), Maneo Tinggi (67 KK/282 jiwa), Kabailuhu (37 KK/157 jiwa), Kabauhari (66 KK/238 jiwa) dan Iloana (37 KK/174 jiwa).

Kebakaran hutan produksi milik rakyat di Seram Utara, bermula dengan titik api pertama di Maneo pada 22 September 2015. Elifas juga memprihatinkan kelangsungan hidup komunitas adat terpencil (KAT) Huaulu karena permukiman mereka yang biasanya disebut "rumah pohon" juga dilahap si jago merah.

KAT Huaulu selama ini menetap dalam rimbunan pohon sebagai rumahnya. Namun kini pohon-pohon tersebut sudah terbakar sehingga dengan sendirinya "rumah pohon" pun telah musnah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement