Jumat 16 Oct 2015 11:15 WIB

Titik Api Capai 1.005, Sejumlah Menteri Rapat dengan DPR

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
Suasana jalan raya dari Batam Centre ke Nongsa dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang pekat di Batam, Kepri, Selasa (6/10).  (Antara/Yuli Seperi)
Foto: Antara/Yuli Seperi
Suasana jalan raya dari Batam Centre ke Nongsa dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang pekat di Batam, Kepri, Selasa (6/10). (Antara/Yuli Seperi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah menteri kabinet Kerja Presiden Joko Widodo menggelar rapat tertutup dengan pimpinan DPR RI membahas asap. Menteri yang hadir antara lain Menteri Koordinasi bidang Politik, Hukum dan HAM, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan Menteri LHK Siti Nurbaya. 

Menkopolhukam Luhut B Pandjaitan mengakui kondisi asap turun naik. Artinya, beberapa saat jumlah titik api menurun, tapi kembali naik. "Jumlah titik api mencapai 1.005 titik pada 16 Oktober jam 07.00 WIB," kata Luhut di kompleks parlemen Senayan, Jumat (16/10).

Dari DPR delegasi dipimpin langsung oleh Ketua DPR RI Setya Novanto, wakil ketua Taufik Kurniawan, pimpinan komisi I Mahfudz Siddiq, Hanafi Rais dan Tantowi Yahya, anggota komisi I Effendy Simbolon, pimpinan komisi II Rambe Kamarulzaman, pimpinan komisi III Benny K. Harman, pimpinan komisi 4 Herman Khaeron.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPR Setya Novanto memfasilitasi salah satu warga Palembang untuk dapat berbicara dengan beberapa menteri terkait kabut asap ini. Kabut asap saat ini sudah semakin parah. Warga yang bernama Pipit ini mengeluhkan akibat asap jarak pandang saat ini tinggal 200-300 meter.

Naik turunnya jumlah titik api ini diakui Luhut akibat kekeringan di lahan gambut. Kondisi saat ini berbeda dengan kondisi kebakaran beberapa tahun lalu, karena saat ini lahan gambut sudah dikonversi menjadi kebun. Sedangkan tahun-tahun lalu lahan gambut belum dikonversi jadi lahan perkebunan. Hal inilah yang membuat kekeringan semakin berdampak di lahan gambut. Diperparah dengan gelombang El Nino. 

Luhut menambahkan, pemerintah sudah berupaya memadamkan titik api agar kebakaran tidak semakin parah dan asap berkurang. Tapi upaya pemadaman yang sempat membuahkan hasil kembali turun dan jumlah titik api meningkat. 

"Bahwa bisa berkurang, naik lagi, berkurang, naik lagi," kata Luhut.

Upaya pemadaman juga dilakukan dengan zat kimia. Namun, hal itu harus dilakukan dengam traktor. Luhut mengatakan, saat ini sudah ada 2 pesawat baru dari Rusia yang mengangkut 2 ton zat kimia untuk memadamkan api di wilayah Sumatra dan Kalimantan. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement