REPUBLIKA.CO.ID,YANGON -- Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi akan berkampanye di wilayah rentan konflik, Rakhine. Wilayah tersebut sering dilanda konflik sektarian antara Muslim Rohingya dan Budha garis keras.
Seperti dilansir the Guardian, Suu Kyi dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mendapat dukungan sebagian besar wilayah Myanmar. Namun, Suu Kyi sempat mendapat kritik bahwa dia lebih memilih diam saat diskriminasi dan kekerasan dialami Rohingya. Di sisi lain, Budha garis keras nasionalis menuduhnya pro-Muslim karena membuat pernyataan lunak dalam mendukung Rohingya.
Dalam kunjungannya pertama kali ke Rakhine itu, Suu Kyi akan berkampanye selama tiga hari di kota Taungup, Thandwe, dan Gwa di wilayah bagian selatan Rakhine. Wilayah tersebut merupakan basis dukungan NLD. Namun, dia tidak akan mengunjungi wilayah utara yang merupakan tempat tinggal lebih dari 100 ribu Rohingya.
Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 200 orang tewas, sebagian besar dari Rohingya karena kekerasan dan bentrokan antara kelompok tersebut dengan umat Budha setempat. Sedangkan, 140 ribu orang lain terpaksa mengungsi.
Di waktu yang sama, para biksu Budha garis keras dan pemimpin lokal Partai Nasional Arakan meminta pendukungnya untuk mencegah Suu Kyi berkampanye di Rakhine. Namun, sebuah pernyataan dari Jaringan Nasional Arakan mengatakan kelompok nasionalis berpengaruh akan menyambut kedatangan Suu Kyi di Rakhine meskipun berbeda pandangan politik.