REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Kabut asap yang semakin pekat melanda wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sejak dua hari terakhir membuat warga setempat panik.
Seorang ibu rumah tangga bernama Yunita, Ahad (19/10), menyatakan, kabut asap yang melanda daerah itu makin pekat sehingga kondisi cuaca mengalami perubahan signifikan akibat udara terasa pedas saat dihirup.
Kondisi ini tentunya rawan menyebabkan penyakit bagi warga yang fisiknya kurang kuat, seperti penyakit pernasapan, terutama bagi anak-anak, sehingga membutuhkan kewaspadaan yang ekstra.
"Kabut asap ini makin tebal. Kemudian, udara yang kita isap terasa pedas masuk di paru-paru maka sangat rawan menyebabkan penyakit, terutama bagi anak-anak," ujar ibu rumah tangga yang berdomisili di sekitar Pelabuhan Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, ini.
Untuk mengantisipasi agar diri dan anak-anak tidak mengalami sakit akibat kabut asap yang semakin pekat itu, masker harus segera dikenakan sebagai langkah awal meminimalisai penyakit yang bakal dialami.
"Akibat kabut asap tersebut, anak-anak dilarang keluar rumah tanpa mengenakan masker, sehingga menjadi kepanikan tersendiri bagi kalangan orang tua karena dapat membahayakannya," ucap dia.
Pantauan pada Ahad petang, di Jalan Angkasa dan Jalan Pelabuhan Baru hingga Jalan TVRI, aktivitas masyarakat di daerah tersebut mengalami penurunan akibat kabut asap yang semakin pekat, sementara pengedara kendaraan mulai menggunakan masker dengan jarak pandang diperkirakan kurang dari 100 meter.