Selasa 20 Oct 2015 20:30 WIB

Gerakan Riau Melawan Asap Tuntut Janji Jokowi

Sejumlah siswa kelas I SDN 15 mengenakan masker saat hari pertama sekolah kembali aktif di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah siswa kelas I SDN 15 mengenakan masker saat hari pertama sekolah kembali aktif di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gerakan Riau Melawan Asap (RMA) menuntut janji  Presiden Joko Widodo untuk menangani asap di Riau.

Aksi damai yang digelar di kediaman Prof. Tabrani Rab, Jalan Pattimura Pekanbaru Selasa (20/10) ini dihadiri tokoh agama, akademisi, pakar kesehatan, mahasiswa, pelajar. Hadir pula Prof Tabrani Rab yang mendeklarasikan Riau Berdaulat pada 1999 lalu di tempat yang sama.

Ratusan warga lebur dalam orasi dan pembacaan puisi yang berisikan seruan pada pemerintah untuk memberikan hak masyarakat untuk menikmati udara segar dan sehat.

Andree, salah satu inisiator Riau Melawan Asap meminta pemerintah bersungguh-sungguh mengatasi masalah kabut asap. Riau, dahulu Kerajaan Siak, memberikan modal yang besar bagi Republik Indonesia sejak awal Republik Indonesia berdiri.

Kerajaan Siak menyumbangkan aset kerajaan bagi tegaknya NKRI. Namun dalam perjalanan Indonesia merdeka, papar Andree, Riau seperti dianggap tidak ada. Menurutnya, hutan dan alam Riau menjadi menjadi obyek perebutan kepentingan kapitalis yang bersekutu dengan kekuasaan. “Apakah kita harus memiliki presiden baru agar warga Riau mendapatkan hak untuk menghirup udara sehat?” teriak Andree lantang.

Pakar kesehatan, dr Afdal mengkritik cara pemerintah menyelesaikan masalah kabut asap. Dalam orasinya, Afdal mengatakan pemerintah melakukan penyesatan dengan mengalihkan persoalan asap dengan pengadaan masker.

Afdal menyebut tak peduli masker secanggih apa pun yang diberikan pemerintah, rakyat tak perlu itu. “Yang diperlukan rakyat adalah udara bersih. Ini bukan persoalan masker, tapi masalah udara bersih yang seharusnya menjadi hak rakyat tapi dirampas hingga puluhan tahun,” ungkap Afdal.

Tokoh agama Riau, Abdul Somad, Lc menyampaikan pandangan agama tentang kabut asap. Menurutnya, Nabi pernah melaknat  pembunuh 70 orang sahabat  selama sebulan. Pelaku pembakaran hutan dan pemerintah yang membiarkan pembakaran yang menyebabkan jutaan warga terserang ISPA dan ada yang mati karenanya sangat layak dilaknat.

“Mereka lebih kejam daripada pembunuh 70 orang sahabat Nabi. Apakah kita masih mendoakan keselamatan bagi mereka? Apakah masih meminta turun hujan bagi mereka?"

Gerakan Riau Melawan Asap juga mendirikan posko kesehatan untuk warga yang terpapar asap di sekretariat Gerakan Riau Melawan Asap yang menumpang ke kediaman Tabrani Rab. Di tengah ratusan warga bermasker itu, nampak Ketua BEM Universitas Lancang Kuning, Rahmadian Azwir dan aktivis mahasiswa Universitas Riau.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement