Rabu 21 Oct 2015 00:46 WIB

Pemerintahan Konservatif Kanada Berakhir

Kanada
Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kubu Liberal Kanada meraih suara mayoritas dalam pemilihan umum pada Senin, dengan pemimpin muda Justin Trudeau mengakhiri satu dekade pemerintahan Konservatif dan janji-janji akan menaikkan pajak atas kaum kaya.

Bagi banyak warga Kanada pemungutan suara itu sebuah referendum atas gaya manajemen Perdana Menteri Stephen Harper, yang dikritik otokratik, dan atas siapa yang lebih baik untuk membawa kembali negeri ini ke relnya. Selain menaikkan pajak atas orang-orang terkaya di Kanada, Trudeau, putera mendiang mantan Perdana Menteri Pierre Trudeau, telah mengatakan bahwa ia akan merendahkan pajak bagi kelas menengah.

Ekonomi Kanada terkontraksi dalam paruh pertama tahun ini. Negara ini merupakan produsen minyak terbesar kelima di dunia dan ekonominya terganggu akibat harga minyak mentah yang turun tajam. Trudeau juga telah berjanji akan menerima ribuan pengungsi dari Suriah dan memerangi perubahan iklim.

Trudeau yang berusia 43 tahun berkampanye dengan penuh semangat dan menawarkan "visi baru" bagi negara. Ia akan membentuk suatu pemerintahan mayoritas dengan 184 dari 338 kursi di Dewan Rakyat (Majelis Rendah Parlemen), demikian angka-angka yang masih dihitung oleh Elections Canada.

Jumlah pemilih yang memberikan suara mencapai 68 persen, dibandingkan 61 persen dalam pemilihan umum empat tahun lalu. Opini publik bermacam-macam selama kampanye yang berlangsung 11 pekan, terlama dalam sejarah Kanada.

Kubu Liberal tertinggal di penghujung kampanye, dengan Trudeau menjanjikan "tidak hanya perubahan dalam pemerintahan tetapi juga pemerintahan yang lebih baik." "Malam ini Kanada menjadi negara seperti sebelumnya," ujar Trudeau dalam pidato kemenangannya.

"Rakyat Kanada dari berbagai penjuru negara yang besar ini mengirim pesan jelas malam ini -- sudah waktunya bagi perubahan di negeri ini, perubahan nyata," kata dia.

Trudeau terpilih sebagai pemimpin Liberal hanya dua tahun lalu, setelah dua pemimpin sebelumnya gagal mengalahkan Harper pada 2008 dan 2011 dan masing-masing mengundurkan diri. Ia telah mengambil hati para pemilih dengan mengkreasikan kembali "Trudeaumania" yang membawa ayahnya yang karismatik naik ke tampuk kekuasaan pada 1968. Harper, yang berkuasa mulai 2006, berusaha memerintah kembali untuk periode keempat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement