REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umaimah binti Shubaih bin al-Harits lebih dikenal sebagai Ummu Abu Hurairah RA, ibunda dari seorang perawi yang paling banyak meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah RA.
Bulan Muharram menjadi awal masuknya Abdurrahman bin Shakhr al-Azdi, atau dikenal dengan nama kuniyah Abu Hurairah RA. Ia datang kepada Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam pada tahun 7 Hijriah. Sayangnya, langkah ini tak diikuti oleh ibu kandungnya, Umaimah binti Shubaih bin al-Harits.
Abu Hurairah RA sangat terkenal di kalangan para ahli hadis. Ia meriwayatkan 5.374 hadis Nabi Muhammad SAW. Tercatat lebih dari 800 orang perawi dari kalangan sahabat dan tabi’in telah meriwayatkan hadis darinya. Beberapa di antara mereka yaitu Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan lain-lain.
Tumbuh sebagai lelaki cerdas, Abu Hurairah RA sejatinya seorang anak yatim. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Dalam asuhan ibunya, ia tumbuh menjadi pemuda dengan kecemerlangan otak luar biasa. Ia disebut gudang pengetahuan umat Muslim.
Umaimah sangat mencintai Abu Hurairah RA, begitu juga sebaliknya. Namun, cintanya pada sang anak tak menggerakkan hatinya untuk memeluk Islam. Sesering apapun Abu Hurairah RA mengajaknya pada keagungan Islam, ibunya selalu menolak.
Abu Hurairah tak pernah bosan. Ia terus berdakwah kepada ibunya. Ibunya pun juga tak segan untuk terus menolak. Hal ini menimbulkan kesedihan di hati Abu Hurairah RA.
Suatu hari, kesedihan di hati Abu Hurairah RA memuncak. Enggan mendengar ajakan yang tiada henti, sang ibu mengucapkan kalimat buruk tentang Rasulullah SAW. Kalimat itu sangat dibencinya.