Rabu 21 Oct 2015 12:44 WIB

Firman Soebagyo: Ada yang Sengaja Mendesain Kebakaran Hutan?

Politisi Golkar, Firman Subagyo
Foto: Golkar
Politisi Golkar, Firman Subagyo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Anggota DPR RI Firman Soebagyo mengatakan kebakaran hutan dan lahan kali ini bersifat masif dan sistimatis seperti ada desain khusus, karena itu negara harus melihat bahwa kebakaran saat ini bukan peristiwa biasa sehingga perlu penanganan khusus.

"Kebakaran hutan kali ini bersifat masif dan sistematis. Masif karena ini terjadi dimana-mana, sistematis karena kasus kebakaran beruntun dari Sumatera hingga Papua," kata Firman Soebagyo di Senayan Jakarta, Rabu.

Karena itu, politisi senior Partai Golkar itu menduga ada yang mendesain kasus kebakaran ini dengan menjastifikasi kemarau yang panjang.

Apa motivasi mendesain kebakaran hutan dan lahan ?. Menurut Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu, motivasinya adalah masalah politik ekonomi. Lahan yang terbakar sebagian besar adalah perkebunan kepala sawit dan hutan produksi untuk pembuatan kertas.

sawit itu akan jadi lawan minyak nabati. Karena itu, asing melalui berbagai perjanjian internasional, termasuk Perjanjian Norwegia, berusaha mematikan potensi nasional, katanya.

Firman Soebagyo mengingatkan pemerintah untuk objektif dan jangan asal menuduh apalagi memvonis perusahaan melakukan pembakaran tanpa memverifikasi terlebih dahulu.

Firman Soebagyo juga meminta pemerintah untuk tidak asal mempercayai pernyataan beberapa LSM, karena banyak dari mereka menjadi operator kepentingan asing. Karena ada kasus di Kalimantan Barat (Kalbar), dimana pemerintah mencabut izin usaha PT MAS.

Ini lucu karena PT MAS di Kalbar belum mendapat izin beroperasi, tetapi pemerintah mengumumkan mencabut izinnya. Karena itu saya berkali-kali meminta BIN dan aparat Kepolisian untuk menyelidiki LSM-LSM yang suka mendiskreditkan kebijakan nasional, katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement