REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rafi Muhammad Soleh, bocah empat tahun yang dua bulan lalu ditemukan terlantar di sebuah angkutan kota (angkot) di Kota Bogor telah bertemu dengan keluarganya.
Khumayah (42), sang nenek beserta sejumlah kerabat datang menjemput Rafi di kediaman keluarga asuhnya di Gang Menteng Ujung RT.02/RW.08, Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Rabu (21/10). Ia menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada keluarga sementara yang menampung Rafi.
"Saya sudah berusaha mencari ke mana-mana, sampai akhirnya melihat berita anak hilang di televisi. Alhamdulillah cucu saya sudah ketemu," ujar Khumayah sambil menitikkan air mata haru.
Mayah, panggilannya, berdomisili di Kabupaten Jember. Ia adalah adik dari nenek kandung Rafi. Sementara kedua orang tua Rafi yang terakhir tinggal di Semarang hingga saat ini tak diketahui keberadaannya.
Dua bulan lalu, 19 Agustus 2015, bocah Rafi diantar oleh supir angkot 03 Jurusan Baranangsiang-Bubulak ke Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Bogor karena tak kunjung turun ketika menumpang angkotnya. Sebelumnya, terdapat penumpang sepasang lelaki perempuan lain yang diduga orang tua Rafi.
Rafi ditinggalkan dengan membawa kantung plastik berisi empat potong baju dan dua potong celana. Sejak saat itu, Rafi diasuh oleh Erwan Heryawan, Penasihat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bogor yang bertugas jaga saat Rafi ditemukan.
"Kami sudah menyayangi Rafi seperti anak sendiri tapi kami ikhlas Rafi kembali kepada keluarganya, semoga dia tumbuh menjadi orang sukses," ungkap Erwan yang selama ini dipanggil "Babab" oleh Rafi.
Kepala Dinsosnakertrans Kota Bogor Annas S Rasmana yang memfasilitasi pertemuan tersebut mengaku turut terharu dan bahagia karena Rafi akhirnya bertemu dengan keluarganya. Ia berkata, hal tersebut bisa menjadi pelajaran untuk para orang tua.
Ia mengimbau para orang tua yang merasa kesulitan mengasuh anak untuk tidak serta-merta menelantarkan anaknya. Konsultasi dan permohonan bantuan bisa ditujukan kepada Dinas Sosial yang akan berusaha mengakomodir masalah tersebut.
Annas berkata, Dinsos bisa membantu mempertemukan orang tua yang keberatan mengasuh anak dengan pasangan yang belum bisa memiliki anak. Terdapat pula sejumlah panti asuhan dan pondok pesantren yang bisa dituju. "Anak yang merupakan aset bangsa dan negara jangan dijadikan beban, pasti ada jalan keluar," ujarnya.