Kamis 22 Oct 2015 16:37 WIB

Pemkot Payakumbuh Liburkan Pelajar Akibat Kabut Asap

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Kabut asap menyelimuti udara di Pekanbaru.
Foto: Antara
Kabut asap menyelimuti udara di Pekanbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH -- Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatra Barat (Sumbar) kembali meliburkan para pelajar akibat kabut asap semakin pekat menyelimuti daerah itu. Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Hasan Basri mengatakan mulai Jumat hingga Sabtu (22-24) seluruh pelajar dari taman kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) diliburkan.

"Hari ini, para pelajar lebih cepat dipulangkan dari biasa akibat bencana kabut asap," kata dia, Kamis (22/10),

Ia mengatakan, kebijakan itu diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di balai kota setempat. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan sesuai laporan yang diterimanya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Koto Tabang, Agam, kualitas Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) akibat asap sudah mencapai 434 ug/m3.

Menurutnya, kondisi itu, sudah termasuk dalam kategori berbahaya, namun pihaknya tidak mampu berbuat banyak mengantisipasi dampak bencana itu. Ia mengimbau semua masyarakat setempat agar mengurangi aktivitas keluar rumah, dan dianjurkan banyak minum air putih.

Menurutnya, selain di luar ruangan, kabut asap juga sudah memasuki perkantoran sehingga mengganggu kepada kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di kota itu. "Saya sudah batuk-batuk dan mata perih, karena kabut asap," kata Ellya, salah seorang ASN Kota Payakumbuh.

Salah seorang warga Payakumbuh, Budi mengatakan kabut asap itu semakin pekat menyelimuti daerah itu sejak tiga hari terakhir. Kondisi tersebut membuat jarak pandang semakin dekat, sehingganya saat mengemudi terpaksa menyalakan lampu kendaraan untuk menghindari kecelakaan.

Budi mengaku kabut asap terasa mulai mengganggu kesehatannya. Dia merasa mata perih dan tenggorokan sakit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement