Jumat 23 Oct 2015 12:07 WIB

Hujan Diperkirakan Baru Muncul Awal Desember

Rep: C15/ Red: Indira Rezkisari
Ribuan siswa SMAN 5 Tasikmalaya melakukan shalat minta hujan (Istisqa) di lapangan Sekolah di Jalan Pentapel, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (16/10).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ribuan siswa SMAN 5 Tasikmalaya melakukan shalat minta hujan (Istisqa) di lapangan Sekolah di Jalan Pentapel, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi hujan baru akan datang pada akhir November hingga awal Desember. Hal ini disebabkan hingga saat ini El Nino masih berlangsung di Samudra Pasifik setidaknya hingga Maret 2016 mendatang.

Kepala Bidang Meteorologi, BMKG, Mulyono Prabowo mengatakan saat ini arah angin masih berpola dari arah timur dan tenggara Selatan Ekuator Indonesia. Arah angin dari Timur dan Tenggara ini tidak membawa banyak uap air. Sebab angin yang berhembus dari arah Timur dan Tenggara ini berasal dari Australia ini membawa uap air yang sedikit.

Untuk intensitas hujan yang akan terjadi di awal Desember mendatang diperkirakan tidak terjadi secara merata diseluruh Indonesia. Potensi hujan akan terjadi pada selatan garis ekuator, yaitu pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sumatera.

"Ini juga disebabkan adanya anomali positif jadi laut bersuhu hangat. Efek dari pemukaan laut hangat, arah udara menjadi ke arah timur. Cenderung ke timur mau tidak mau uap air juga bergeser. Jadi kondisi kemarau sudah kurang uap air, sedikit malah bergeser ke timur," ujar Mulyono ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (23/10).

Namun, Mulyono mengatakan di selatan ekuator akan terjadi semacam pembelokan arah angin menjadi ke barat dan utara. Jadi dimungkinkan pada bagian Sumatera barat ke utara hingga Aceh dan Kalimantan Barat bagian utara berpotensi terjadinya awan.

Sayangnya, Mulyono tak memungkiri adanya selimut asap yang menutupi Sumatera dan Kalimantan membuat uap air yang berada di permukaan tanah jadi sulit berevaporasi ke awan. Apalagi ditambah, sinar matahari yang sulit menembus hingga penguapan menjadi sulit berlangsung.

Salah satu harapan adalah adanya potensi uap air dalam skala besar yang dibawa oleh angin. Uap air dalam skala besar ini bisa berasal dari laut maupun daratan yang memiliki kandungan uap air yang cukup.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement