REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Ikatan Keluarga Anak Nagari Pandai Sikek (IKAPSI) John Andhi Oktaveri mengatakan sangat merasa prihatin bila kampungnya yang menjadi salah satu ikon wisata Sumatra Barat ditutupi kabut asap yang cukup parah. Semenjak empat hari lalu warga desa wisata yang ada di kaki Gunung Singgalang dan Merapi yang letaknya tak jauh dari Kota Bukittinggi mengeluhkan pekatnya asap kebakaran hutan.
‘’Kabut asap tidak saja mengganggu kesehatan warga setempat, namun telah membuat tidak hadirnya wisatawan di kampung kami. Para pedagang songket dan pengrajin sovenir khas Minangkabau mengeluhkan kondisi yang buruk itu,’’ kata John, Senin (26/10).
Jarak pandang di kampung itu kini hanya sekitar 400 meter. Suasananya mirip hidup di dalam dapur raksasa. Matahari terlihat samar-samar kendati saat itu waktu sudah menjelang siang. Warga terutama usia lanjut dan anak-anak kecil terlihat terganggu sekali.
‘’Dulu memang ada kebakaran hutan. Tapi asapnya tidak sampai ke Nagari Pandai Sikek. Jadi warga baru kali ini merasakannya,’’ katanya.
Dari keterangan warga, lanjut John, kabut asap harus secepatnya bisa teratasi. Sebab, sangat disayangngkan pada waktu pagi hari pemandangan memukau dan indah dari kedua gunung itu tak terlihat lagi. Asap terus datang bergulung-gulung seperti tidak ada habis-habisnya.
‘’Sayang kalau desa yang oleh Presiden Jokowi dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbaik tingkat nasional, kini terlantar. Harapan kami Presiden Jokowi harus segera bersikap, jangan sampai ekonomi warga turut terganggu,’’ kata Jhon.