REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran pemuda dan keluarga menjadi unsur penting dalam menumbuhkan budaya anti korupsi. Hal itu menjadi gagasan utama dalam diskusi yang digelar Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah di Jakarta pada Selasa (28/10).
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kegiatan ini bertujuan menjadi refleksi momen tersebut dengan mengusung tajuk "Yang muda, yang anti korupsi". "Pemuda Muhammadiyah ingin membuat gerakan anti korupsi menjadi gerakan kebudayaan," ujar Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
Dahnil menjelaskan, gerakan kebudayaan bersifat jangka panjang. Dengan Madrasah Anti Korupsi yang selama ini telah dijalankan, Pemuda Muhammadiyah ingin menanamkan budaya anti korupsi dalam elemen pemuda dan keluarga guna membentengi masyarakat dari godaan rasuah.
Gerakan jangka panjang, terang Dahnil, juga dilakukan oleh pendiri persyarikatan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Kiai Dahlan, sebut Dahnil, menekankan pada proses jangka panjang dalam membangun umat.
Dahnil mengatakan, pembenahan pemuda khususnya dalam menyikapi korupsi berarti memperbaiki masa depan bangsa. "Watak pemuda berada di ruang jangka panjang. Ini karena pemuda berkaitan dengan nasib bangsa dan anak cucu yang akan mewarisinya," ujar Dahnil.