Kamis 29 Oct 2015 16:15 WIB

Pembiayaan BJB Didorong Kredit Konsumer

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
 Logo Bank BJB
Logo Bank BJB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) pada kuartal III 2015 didorong oleh pertumbuhan kredit komersial dan kredit konsumer. Total kredit tercatat sebesar Rp 54,49 triliun sampai September 2015, naik 11,2 persen (yoy) dibandingkan September 2014 sebesar Rp 48,98 triliun.

Dari penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer masih mendominasi dari total kredit. Porsinya mencapai 68,3 persen dari keseluruhan kredit. Kredit konsumer tumbuh 13,8 persen (yoy) menjadi Rp 37,24 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 32,72 triliun. 

Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, pertumbuhan kredit konsumer turut mendukung pertumbuhan keseluruhan kredit Bank BJB. "Kredit konsumer juga akan terus dipertahankan sebagai captive market Bank BJB," jelasnya dalam paparan kinerja di Jakarta, Kamis (29/10).

Kredit komersial tumbuh paling tinggi di antara segmen lainnya. Pertumbuhannya mencapai 27,6 persen (yoy) menjadi Rp 9,17 triliun dibandingkan posisi September 2014 sebesar Rp 7,19 triliun. Porsi kredit komersial mencapai 16,8 persen dari total penyaluran kredit Bank BJB. 

Penyaluran kredit korporasi dan konsumer, kata dia, untuk mendukung pemerintah dalam mengatasi pertumbuhan ekonomi yang melemah, dengan mempercepat kebutuhan infrastruktur dan penyerapan anggaran APBN/APBD.

Sementara itu, kredit kepemilikan rumah (KPR) tumbuh 4,5 persen (yoy) menjadi Rp 4,47 triliun, dibandingkan kuartal III 2014 sebesar Rp 4,28 triliun. Sedangkan kredit mikro justru mengalami kontraksi hingga minus 24,8 persen (yoy) menjadi Rp 3,60 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,79 triliun. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement