REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tempat di Venesia secara jelas menunjukkan eratnya hubungan kota ini dengan dunia Islam pada masa lalu.
Sejarawan dari Universitas Cambridge, Inggris mengatakan, jika ingin melihat beberapa peninggalan Islam di Venesia maka berdirilah di alun-alun yang ber ada di depan Basilika Santo Markus. Di salah satu sisi alun-alun ini, terdapat Istana Doge. Bangunan megah bertingkat tiga ini meniru gaya Masjid Ibnu Tulun di Kairo.
Desain eksterior istana ini juga memiliki kemiripan dengan aula pengadilan dan Masjid Sultan al-Nasir Muhammad di Kairo. Hal itu karena salah seorang utusan Venesia pada saat itu, Nicolo Zen, membawa pulang gambar karya-karya arsitektur di Kairo setelah kunjungannya ke Mesir pada 1344.
Tak jauh dari istana itu, berdiri gagah Torre dell ‘Orologio, menara jam raksasa yang pembuatannya terinspirasi dari risalah tentang kinerja robotika karya ilmuwan Muslim, Al-Jazari. Sejarawan Muslim Ibnu Jubayr menyebutkan, jam yang sama mekanismenya telah dibuat di Masjid Agung di Damaskus. Di belakang jam raksasa itu terdapat Caffé Florian, sebuah tempat yang mirip dengan rumah kopi di Istanbul, Turki.
Dari depan Basilika Santo Markus, melangkahlah ke Grand Canal. Di salah satu sisi Grand Canal ini terdapat galeri Accademia yang penuh dengan karya re ferensi dari para cendekiawan Muslim.
Selain Istana Doge, ada dua istana lain di Venesia yang kental dengan nuansa Islam, yakni Istana Ca’Dario dan Istana Ca’d’Oro. Pembangunan Istana Ca’Dario berawal dari kekaguman diplomat Venesia, Giovanni Dario, saat melakukan misi ke Kairo pada abad ke-15. Konon, ia terkagum-kagum pada kemegahan Istana Amir Bashtak al-Nasiri. Seperti halnya Istana Ca’Dario, Istana Ca’d’Oro pun sarat dengan sentuhan gaya arsitektur Mesir.