Sabtu 31 Oct 2015 14:28 WIB

Teman Salim Kancil Diteror

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indira Rezkisari
 Lukisan Gilang salah satu anak yang menyaksikan proses penganiayaa Salim Kancil di dekat rumah korban pada Sabtu (26/10) silam. (Republika/Wihdan)
Lukisan Gilang salah satu anak yang menyaksikan proses penganiayaa Salim Kancil di dekat rumah korban pada Sabtu (26/10) silam. (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG — Ketegangan di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, belum reda. Keluarga dan kerabat para preman tambang, yang kini ditahan sebagai tersangka pembunuh Salim Kancil, seolah menunggu kesempatan untuk menuntut balas.

Pagi ini, Sabtu (31/10), rumah salah seorang pentolan warga penolak tambang, Hamid, dilempar batu hingga kaca bagian depan rumahnya pecah. Ghufron, aktivis yang mendampingi warga penolak tambang melaporkan dari lokasi, aksi pelemparan batu terhadap rumah Hamid terjadi pukul 09.45 WIB.

Menurut Ghufron pelaku menggunakan motor RX-King. Dia turun di depan rumah Hamid, lalu mengambil batu dan menghantamkan batu itu ke bagian depan rumah Hamid. Hamid sendiri, kata Ghufron, saat itu ada di dalam rumah.

“Pelaku berteriak mengancam Pak Hamid untuk keluar, dan bilang mau dibunuh,” ujar Ghufron, dihubungi dari Surabaya.

Ghufron menginformasikan, polisi yang memang masih berjaga di desa, dengan cepat mengidentifikasi dan mengejar pelaku. Tiga jam berselang, kata Ghufron, pelaku berhasil diamankan.

Menurut Ghufron, pelaku adalah pemuda berinisial I, yang merupakan adik salah seorang tersangka pembunuh Salim Kancil. Menurut Ghufron, pascakejadian, rumah Hamid mendapat penjagaan dari aparat kepolisian dan Satpol PP.

Merespons terror tersebut, menurut Ghufron, warga penolak tambang kini berkumpul di rumah Hamid. Hamid sendiri, Ghufron menyampaikan, Sabtu (31/10) siang, dibawa ke Mapolres Lumajang untuk dimintai keterangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement