REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih, Selasa (3/11) menyambut baik rencana pemimpin Cina dan Taiwan yang akan bertemu untuk pertama kalinya dalam kurun waktu lebih dari setengah abad.
Presiden Taiwan Ma Ying-jeou akan bertemu Presiden Cina Xi Jinping di Singapura pada Sabtu mendatang.
"Kami tentu menyambut baik langkah kedua pihak untuk mencoba menurunkan ketegangan dan meningkatkan hubungan. Tapi kami harus melihat apa yang nantinya akan dihasilkan dari pertemuan tersebut," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Pertemuan tersebut akan mengukir sejarah karena kedua pemimpin akan bertemu untuk pertama kalinya sejak berakhirnya perang sipil pada 1949 yang berakhir dengan pemisahan diri Taiwan dari Cina.
Sampai saat ini, Cina masih menganggap Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatan mereka yang sedang menunggu untuk proses reunifikasi.
Earnest menegaskan kebijakan "Satu Cina" AS sampai sekarang masih belum berubah. AS sejak lama menentang setiap upaya militer menuju proses reunifikasi dan ikut berperan memastikan keseimbangan militer antara Taiwan dan Cina.
Pertemuan Xi dan Ma akan berlangsung menjelang pemilihan umum di Taiwan pada Januari 2016.