Kamis 05 Nov 2015 08:22 WIB

Ingin Berada di Papan Atas, PKS Dirikan Sekolah Kepemimpinan Partai

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri (kedua kiri), Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid (kanan), dan anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Tifatul
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al Jufri (kedua kiri), Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid (kanan), dan anggota Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Tifatul

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersungguh-sungguh melakukan pembinaan kapasitas terhadap para kadernya. Salah satunya dengan mendirikan Sekolah Kepemimpinan Partai.

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengatakan, tujuan pendirian sekolah tersebut untuk meningkatkan kapasitas kader khususnya kader yang diusung menjadi pejabat publik.

"Kami bisa meningkatkan kualitas kader dan juga mereka yang kami utus sebagai pejabat publik, makanya kami mendirikan sekolah kepemimpinan partai," katanya, Rabu (4/11).

Selain meningkatkan kapasitas, ujar Iman, Sekolah Kepemimpinan Partai bertujuan untuk meningkatkan integritas dan akseptabilitas kader PKS yang maju menjadi calon pemimpin publik.

Sehingga dari sekolah inilah lahir para pemimpin publik yang berkapasitas berasal dari rahim partai baik dalam posisi di level pemerintahan daerah maupun di pusat atau nasional.

PKS menargetkan untuk naik kelas menjadi partai papan atas dalam Pemilu 2019. "Pada waktu Munas kami menetapkan bahwa PKS ingin naik kelas dari partai papan tengah (dengan suara) di bawah 10 persen menjadi papan atas (dengan suara) di atas 10 persen."

PKS, lanjutnya, menetapkan pada waktu itu secara nasional agregatnya 12 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement