REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan keinginannya untuk membangun incinerator di dalam kota, yang dapat menampung dan mengolah sampah. Hal itu dinilai sebagai solusi dalam mengatasi persoalan sampah Ibu Kota yang semakin banyak.
"Nah kedepan harus gimana, memang harus bangun incinerator. Kami juga nggak mau buang di Bogor atau Bekasi kok, rugi," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/11).
Menurutnya memang lebih baik memiliki bangunan pengolahan sendiri. Dibanding harus mengeluarkan biaya untuk transportasi mengirimkan sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Apalagi hasil yang didapat tidak memuaskan.
Oleh karenanya, ia ingin membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) guna mengolah sampah agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya. Rencananya akan ada empat lokasi ITF yang akan dibangun Pemprov DKI yakni Sunter, Semanan, Cakung, dan Marunda.
Selama ini proyek yang sudah digagas sejak 2012 ini selalu gagal karena tidak pernah beres pengerjaannya. Ia menduga ada kecurangan yang menyebabkan proyek ini tidak pernah selesai. Namun ia meyakinkan akan mulai membangun ITF secepatnya.
Selain itu, Ahok juga akan mensosialisasikan pengolahan sampah dari mulai rumah-rumah dan pasar. Jadi, sampah yang dihasilkan bisa diolah dan dimanfaatkan sendiri seperti menjadi kompos atau barang daur ulang.
"Yang di pasar saya instruksikan pasar jaya untuk kelola. Sampah kan banyak dark pasar. Mereka yang di rumah, desain, bakar sndiri, punya tungku sendiri," ujarnya.
Untuk pembangunan incenerator, Ahok sudah menugaskan PT. Jakpro untuk bertanggung jawab. Ia yakin ke depannya proyek ini tidak akan mangrak lagi.
Sebelumnya banyak pihak yang mengatakan Jakarta harus memiliki tempat pengolahan sampah sendiri. Agar tidak terus bergantung pada Bantargebang. Selain itu tidak lagi terancam diadang massa karena berada di kota sendiri.