REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Menjelang musim penghujan, saluran air di berbagai wilayah di Kabupaten Purbalingga mulai dinormalisasi. Salah satunya, saluran air berupa sodetan sepanjang tiga kilometer yang melintasi tiga desa di Kecamatan Kaligondang.
''Alat berat diturunkan untuk mengeruk endapan tanah di dasar sungai kecil yang sudah meninggi tersebut,'' ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga, Sigit Subroto, Kamis (5/11).
Dia menyebutkan, penyodetan tersebut dilakukan atas usulan dari Pemkab Purbalingga yang terhadap Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Serayu-Citanduy. Pihaknya menilai, saluran yang merupakan sodetan di wilayah kecamatan tersebut perlu dinormalisasi dengan pengerukan karena bila tidak dilakukan bisa menimbulkan banjir bagi wilayah sekitarnya.
''Sebentar lagi, musim hujan segera turun. Bila pengerukan tidak dilakukan ketinggian tanggul menjadi sangat rendah sehingga tidak akan mampu menampung luapan air pada saat musim hujan. Ini bisa menimbulkan banjir bagi wilayah sekitarnya,'' katanya.
Selain perlu dilakukan normalisasi terhadap saluran sodetan tersebut, Gatot mengaku, pihaknya sebenarnya juga mengajukan hal serupa untuk wilayah hilir Sungai Ranu yang bermuara ke Sungai Klawing. Luapan dari sungai ini juga berpotensi menyebabkan banjir, karena endapan lumpurnya sudah terlalu tinggi.
''Mungkin setelah normalisasi di saluran air sodetan, baru akan dilanjutnya dengan pengerukan endapan di Sungai Ranu,'' ujarnya.