Jumat 06 Nov 2015 16:34 WIB

Penggunaan Senjata Kimia Ditemukan di Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).
Foto: AP/Shaam News Network
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Ahli senjata kimia menemukan adanya bukti penggunaan senjata kimia berupa gas mustard, di kota di mana terjadi pertempuran antara kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan pemberontak di Suriah. Laporan ini merupakan konfirmasi pertama penggunaan senjata kimia yang semestinya telah dihancurkan tersebut.

Menurut laporan rahasia pengawas internasional, Prohibition of Chemical Weapons (OPCW), pada 29 Oktober disimpulkan bahwa adanya keyakinan penuh atas penggunaan senjata kini di Suriah. Laporan menyatakan, ada setidaknya dua orang yang terpapar gas tersebut di kota Marea, Aleppo, pada 21 Agustus lalu.

Temuan OPCW menjadi konfirmasi resmi pertama penggunaan gas mustard di Suriah. Padahal pihak berwenang Suriah telah setuju menghancurkan seluruh persediaan senjata kimia, termasuk gas mustard.

Laporan memang tak menyebut langsung ISIS sebagai pengguna gas tersebut. Tapi sumber-sumber diplomatik mengatakan, senjata kimia digunakan dalam bentrokan antara ISIS dengan pemberontak di kota tersebut pada waktu itu.

"Ini menimbulkan pertanyaan besar dari mana asal gas mustard. Entah mereka (ISIS) membuatnya sendiri atau mungkin didapat dari gudang senjata yang direbut ISIS dari pemerintah Suriah, keduanya tetap mengkhawatirkan," kata salah satu sumber yang berbicara dengan syarat anonimitas.

Suriah semestinya menghancurkan semua senjata kimianya sejak 18 bulan lalu. Sebab penggunaannya melanggar revolusi Dewan Keamanan PBB dan Konvensi Senjata Kimia pada 1997. Tim ahli OPCW telah dikirim ke Irak untuk mengkonfirmasi temuan. Hasil dari sample yang diselidiki ini diharapkan dapat keluar akhir bulan.

Pascalaporan, sebuah sesi khusus akan digelar oleh 41 anggota Dewan Eksekutif OPCW pada 23 November di Den Haag. Mereka rencananya akan membahas temuan di Suriah tersebu. Gas mustard atau biasa di sebut Schedule 1, bisa menyebabkan luka bakar serius. Mereka bisa melukai mata, kulit dan paru-paru.

"Sangat mungkin bahwa efek dari gas mustard mengakibatkan kematian bayi," kata laporan OPCW.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement