Sabtu 07 Nov 2015 12:23 WIB

Transformasi PKS Sebagai Parpol Islam Belum Selesai

Rep: c05/ Red: Muhammad Hafil
Kader mengibarkan bendera saat Mukernas IV PKS di Depok, Jakarta, Selasa (3/11).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Kader mengibarkan bendera saat Mukernas IV PKS di Depok, Jakarta, Selasa (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai belum selesai dengan proses transformasinya sebagai parpol islam. Hal ini yang menyebabkan mereka mengalami pasang surut dalam berpolitik di Indonesia.

Berbicara tentang PKS, kata Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari, tak bisa dipisahkan dengan gerakan dakwah kampus yang muncul sejak 1980-an. "Mereka ini tergolong gerakan sosial," jelasnya dalam diskusi di Bilangan Menteng, Sabtu (7/11).

Memasuki reformasi, mereka berubah bentuk. Yakni, menjadi gerakan politik. Dari sinilah ada kegagapan yang menghinggapi mereka. Dakwah yang identik dengan keluhuran berganti dengan politik yang penuh dengan pragmatisme.

"Dari sini, PKS mencoba mendialogkan masalah itu di internal partai. Yakni, mencari format terbaik dalam proses berpolitiknya," ujar Qodari.

Dimulai sejak 1999, kata dia, hingga sekarang, PKS terus berubah. Dari awalnya yang kental dengan nuansa konservatifnya menjadi lebih moderat. Tema tentang syariat Islam saat awal berdiri hilang dengan slogan-slogan yang lebih universal di kemudian hari. Seperti bersih, peduli, dan profesional yang mengemuka pada 2004.

Dia menyatakan, kesuksesan PKS paling fenomenal terjadi pada tahun tersebut. Saat masih menjadi Partai Keadilan (PK) pada 1999, PKS hanya mendapat satu persen suara. Tapi, saat pemilu 2004, PK yang berubah menjadi PKS berhasil mengalami lonjakan suara hingga tujuh persen.

"Namun, menginjak pemilu 2009 dan puncaknya di 2014, situasi berubah. PKS terjebak pada logika logika politik yang pragmatis," ujar Qodari. Dari sini, akhirnya PKS mengalami stagnasi politik. Yakni, terjebak di tiga pemilu menjadi partai kelas menengah.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement