REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Moskow menangguhkan penerbangan-penerbangan pesawat penumpang menuju Mesir dan Amerika Serikat memberlakukan peringatan perjalanan baru bagi warga negaranya yang menggunakan pesawat udara setelah jatuhnya pesawat jet Rusia di Mesir.
Sementara itu para pejabat Barat menunjukkan simpulan pada Jumat bahwa pesawat itu dijatuhkan oleh bom.
Sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam telah mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya sebuah pesawat Airbus A321 yang dioperasikan oleh satu maskapai penerbangan Rusia yang membawa para turis pulang dari kawasan resor di Semenanjung Sinai di Mesir.
Seluruh 224 orang di pesawat meninggal. Para militan melukiskan serangan terhadap pesawat itu sebagai aksi balas dendam atas serangan-serangan udara Rusia di Suriah yang mulai berlangsung lebih sebulan lalu.
Sementara belum ada investigasi resmi yang mengonfirmasi klaim tanggung jawab itu, sejumlah negara telah membatalkan penerbangan-penerbangan dan mengumumkan kewaspadaan baru, menyebabkan puluhan ribu turis Rusia dan Eropa terdampar di resor-resor Laut Merah.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengumumkan langkah-langkah keamanan baru pada Jumat, termasuk pengecekan lebih ketat atas barang-barang sebelum dibawa ke pesawat, untuk penerbangan ke AS dari beberapa bandar udara luar negeri di kawasan itu.
Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron sudah mengatakan jatuhnya pesawat itu mungkin diakibatkan oleh sebuah bom.
Moskow semula menolak simpulan negara-negara Barat dan terlalu cepat. Tapi keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menangguhkan penerbangan-penerbangan Rusia menyiratkan Kremlin tak lagi berusaha mengalihkan perhatian dari teori itu.
Bunyi sebuah ledakan dapat didengar di kotak-kotak hitam yang ditemukan dari pesawat itu, menurut seorang penyelidik yang memiliki akses ke alat-alat itu, demikian France 2, stasiun TV Prancis, dalam lamannya. Ditambahkan, penyelidik itu mengesampingkan telah terjadi kerusakan mesin.
Mata-mata Inggris dan AS menangkap "obrolan" dari orang-orang yang disangka militan dan komunikasi internal tentang insiden itu dari satu pemerintah lain yang menyebutkan sebuah bom, mungkin disembunyikan di sebuah koper, telah menjatuhkan pesawat tersebut, kata sumber-sumber intelejen Barat.
Sumber-sumber intelejen itu, yang minta jatidiri mereka tak disebutkan, mengatakan masih perlu bukti untuk mendukung teori bom itu.
Sebuah grup yang berkedudukan di Sinai dan berafiliasi dengan Negara Islam, kelompok militan yang telah menguasai sejumlah kawasan di Irak dan Suriah, mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat itu, yang jika terkonfirmasi akan menjadikannya serangan pertama atas penerbangan sipil oleh organisasi jihadis itu.
Tetapi Moskow, yang melancarkan serangan-serangan udara terhadap pejuang Islam termasuk IS di Suriah lebih sebulan lalu, menyatakan masih terlalu dini untuk mengambil simpulan bahwa pesawat tersebut diserang.