Ahad 08 Nov 2015 11:05 WIB

Pemprov Jabar akan Buat 20 Pesantren Wirausaha

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jawa Barat akan mendirikan sekitar 20 pesantren wirausaha di sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada periode 2016-2018. Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, pesantren tersebut akan berdiri di lahan sekitar lima hektar, yang lokasinya berdekatan dengan SMK eksisting di bidang terkait.

"Untuk tahap awal, SMK agraris di Lembang dan Bandung Barat yang akan dijadikan pilot project karena itu milik Pemprov," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan akhir pekan lalu.

Menurut Aher, di SMK pesantren tersebut nantinya siswa bukan hanya belajar sekolah formal, tapi juga mereka belajar softskill dan pendidikan agama. SMK tersebut antara lain SMK Pertanian Pembangunan Negeri dan SMK Peternakan di Lembang serta SMK Pertanian di Tanjungsari, Kab. Sumedang.

Ke depannya, kata dia, Pemprov Jabar akan mencari SMK negeri lainnya di 27 kota/kabupaten Jabar dengan lahan milik Pemprov Jawa Barat. Upaya penguatan SMK ini pentingn karena amanat UU No.23/2014 tentang Pemerintah Daerah menggariskan pengelolaan SMA dan SMK oleh provinsi mulai tahun 2017.

"Selain penguatan regulasi, SMK Pesantren Wirausaha ini juga dibuat sebagai antisipasi pengangguran. Sebab, setiap tahunnya ada 600 ribu lulusan SMA dan SMK di Jawa Barat," katanya.

Menurut Aher, dengan jumlah sebanyak itu, kebanyakan mereka kebingungan menentukan kehidupan selanjutnya karena terbatasnya kemampuan. Selain itu, persaingan pekerjaan yang semakin ketat, maka beban pengangguran semakin tinggi. "Pada hari ini, kata kuncinya adalah kemandirian. Jangankan lulusan SMA dan SMK, 80 persen pelamar Gojek saja lulusan S1," katanya.

Kondisi seperti itu, kata dia, ironis jadi perlu dikuatkan pondasi sekolah kejuruan yang ada. Pola pendidikan pesantren wirausaha ini, akan memadukan pendidikan formal dan kejuruan di jam sekolah (pagi-sore) namun malam dan dinihari akan diberikan pelajaran diniah khas pesantren. "Kita perlu rekayasa keahlian, bagaimana caranya pesantren juga melahirkan keahlian kehidupan," katanya.

Jadi, kata dia, lulusan SMK pesantren tersebut akan banyak keahlian. Mereka, bisa kembali ke masyarakat menjadi guru ngaji, montir, dan banyak profesi lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement