Jumat 13 Nov 2015 20:29 WIB

Tiga Bentuk Praktik Kartel Terjadi di Indonesia

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Draft laporan dugaan pelanggaran disediakan sebelum dibagikan kepada terlapor saat sidang perdana dugaan kartel daging sapi di Gedung KPPU, Jakarta, Selasa (15/9).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Draft laporan dugaan pelanggaran disediakan sebelum dibagikan kepada terlapor saat sidang perdana dugaan kartel daging sapi di Gedung KPPU, Jakarta, Selasa (15/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Muhammad Syarkawi Rauf mengatakan ada tiga bentuk praktik kartel di Indonesia. KPPU tidak menutup kemungkinan praktik kartel juga terjadi pada komoditas beras. 

Syarkawi mengatakan, bentuk praktik kartel yang pertama adalah berupa kesepakatan para pelaku usaha atau pedagang besar untuk menahan pasokan. Tujuannya agar ada kelangkaan sehingga harganya melonjak. 

Menurut dia, praktik kartel seperti ini sudah terjadi pada komoditas bawang putih. "Ini juga bisa saja terjadi pada beras," kata Syarkawi kepada Republika.co.id, Jumat (13/11). 

Bentuk kedua, kata Syarkawi, adalah persekongkolan untuk menetapkan harga. Praktik ini tidak boleh terjadi karena harga seharusnya dibentuk oleh mekanisme pasar. 

Sedangkan bentuk praktik kartel yang ketiga berupa pembagian wilayah pemasaran. Jadi, suatu kelompok pedagang besar, memiliki daerah kekuasaan masing-masing. 

"Pembagian wilayah itu dilarang karena menghilangkan persaingan," ujarnya. 

KPPU telah menghadap Presiden Joko Widodo untuk melaporkan seputar kecurigaan praktik kartel pangan. KPPU pun berjanji untuk melakukan investigasi dan memberantasnya. 

"Untuk beras, kami belum bisa bilang bahwa ada kecurigaan praktik kartel. Kami hanya memonitor di 11 provinsi karena ada struktur pasar yang tidak sehat dalam hal perdagangan beras," ucapnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement