REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Raut wajah Massimiliano Allegri tampak kusut. Kerutan di rona mukanya kian berbekas saat gawang Juventus dibobol penyerang Empoli, Massimo Maccarone.
Maklum, Allegri tengah mendapat sorotan. Andai Bianconeri kembali terjungkal, jabatannya sebagai nahkoda klub tersebut dipertanyakan. Suara-suara berujung pemecatan bakal semakin nyaring terdengar.
Namun, laga pada giornata ke-12 itu menjadi milik pasukan Hitam Putih. Bertanding di stadion Carlo Castellani, si Nyonya Tua berhasil mencukur tuan rumah dengan skor 3-1. Aksi Maccarone dibalas Mario Mandzukic, Patrice Evra, dan Paulo Dybala.
"Setelah kebobolan, kami bereaksi dengan baik, kemenangan ini layak kami dapatkan," kata Dybala usai pertandingan pada Ahad (8/11) malam WIB itu, dikutip dari Football Italia.
Untuk sementara, karier Max sebagai allenatore Juventus masih relatif nyaman. Setidaknya tidak senaas Jose Mourinho di Chelsea yang telah mendulang tujuh kekalahan. Saat ini pun, ia bisa sejenak bersantai lantaran kompetisi antar klub masih rehat.
Kendati demikian, pekan-pekan lanjutan siap menjadi pertaruhan juru taktik berusia 48 tahun itu. Krisis Juventus harus segera diatasi. Setidaknya asa itu kian benderang ketika Bianconeri untuk pertama kalinya mencatat dua kemenangan beruntun di liga domestik sepanjang musim ini bergulir.
"Level permainan kami masih perlu ditingkatkan, tapi kami harus melihat segala hal dengan cara yang positif," ujarnya.
Saat ini La Vechia Omcidi bertengger di tangga ketujuh klasemen sementara Serie A. Gianluigi Buffon dan rekan-rekan baru mengantongi 18 poin dari 12 laga. Atau tertinggal sembilan angka di bawah Fiorentina sebagai Capolista.
Tak pelak situasi tersebut membuat sang juara bertahan dilanda ketidaknyamanan. Kapasitas Juventus sebagai penguasa negeri spagheti mulai diragukan. Tak sedikit yang menghilangkan tim tersebut dari bursa calon peraih scudetto musim 2015/2016.
"Anda tidak bisa berharap Allegri mengangkat trofi scudetto bersama Juventus. Mereka telah kehilangan pilar penting dalam diri Tevez, Vidal, dan Pirlo," kata Claudio Ranieri, bekas arsitek Bianconeri yang kini membesut Leicester City.
Catatan empat kekalahan membuat Juve berputar-putar di area papan tengah. Statistik selisih gol pun masih terbilang biasa. Saat ini tim tersebut baru menjaringkan bola ke gawang lawan dalam 16 kesempatan dan telah kebobolan 11 gol.
Meski mencatat start terburuk sepanjang sejarah, penggawa 'Kekasih Italia' belum kehilangan kepercayaan diri. Bomber Paulo Dybala menegaskan hal itu.
"Kami percaya kami adalah tim terkuat Seri A. Pertandingan berikut melawan Milan jadi ujian yang sempurna," ujar striker berdarah Argentina itu.