REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Internasional, Teuku Rezasyah berkata, seharusnya para pemimpin negara OKI dan para pemuka agama bertemu untuk membicarakan aksi terorisme yang terjadi di Prancis. Sebab, aksi terorisme yang secara beruntun dalam sepekan terakhir menjadi bom waktu bagi umat Islam.
Pertemuan pimpinan negara OKI menurutnya bisa menjadi bantuan moril dan psikis bagi Prancis. Negara OKI dan negara-negara Islam haruslah menjadi saksi pertama siapa sebenarnya yang melakukan aksi terorisme.
"Karena Islam sendiri merupakan agama damai. Jangan sampai situasi seperti ini malah dimanfaatkan oleh orang tak berwenang sehingga kembali memojokkan Indonesia," ujar Reza saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (15/11).
Reza berpendapat, aksi anarkis yang dilakukan para militan ISIS dan mengatasnamakan Islam harus bisa diredam dan dihapuskan. Prancis pun menurut dia perlu melakukan investigasi terhadap kasus ini. "Hasil investigasi ini kemudian bisa meluruskan sejarah dan mencari siapa yang salah," ujar dia.
Aksi bom di Prancis menurut dia serangkaian teror tanpa ujung. Apalagi Prancis dikenal sebagai salah satu negara yang belum mampu menyelesaikan masalah multikulturalismenya. "Apa yang terjadi bisa saja menjadi salah satu efek dari sikap intoleran Prancis," ucap Reza.
Namun, hal ini perlu dibuktikan secara terbuka. "Jangan sampai ketegangan antara Prancis dengan negara Timur Tengah malah dimanfaatkan oleh negara adidaya untuk memeceh belah dunia."