REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Sebanyak seribu lebih kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang tergabung dalam Rombongan Hijau Hitam (Rohim) Badko HMI Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar) akhirnya diizinkan untuk masuk di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar sekitar pukul 15.30 Wita, Selasa (17/11).
Para kader HMI dari Provinsi Sulselbar tersebut berencana akan berangkat ke Kongres PB HMI ke-29 di Kepulauan Riau dengan menggunakan kapal Pelni. Rombongan berangkat dari Makassar menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Awalnya rombongan kader HMI tidak diterima oleh pihak Pelindo dan Pelni. Sehingga mereka terpaksa menduduki gerbang pintu utama Pelabuhan Soekarno Hatta.
Pengurus harian Badko HMI Sulselbar Taufik Husaini mengatakan, molornya keberangkatan kader HMI tersebut karena belum adanya titik temu antara pihak Pelindo, Pelni, Polda Sulselbar dan Badko HMI Sulselbar terkait akomodasi dan keamanan selama perjalanan.
Padahal sebelumnya ada pembicaraan antara Pelindo dan Badko HMI Sulselbar jauh hari sebelum pemberangkatan. Namun, pada hari keberangkatan tiba-tiba rombongan kader HMI dicekal memasuki pelabuhan.
"Ini kan agenda rutin PB HMI setiap dua tahun yang sudah menjadi kesepakan dengan pihak Pelindo," ujar Taufik, Selasa (17/11).
Taufik memang membenarkan adanya kekurangan dana pembayaran tiket sebagian kader HMI. Tapi hal tersebut telah dikomunikasikan dengan pihak Pelindo.
Namun Kader HMI tetap bersikukuh bahwa kader yang berangkat ini siap berangkat dengan semangat mahasiswa HMI yang menggebu-gebu untuk menghadiri perhelatan besar PB HMI.
Taufik menuturkan, setelah pihaknya melakukan koordinasi sekitar lima jam, baru kemudian rombongan HMI Sulselbar diizinkan untuk masuk di Pelabuhan. Meski demikian, Taufik menyayangkan tindakan anggota kepolisian yang mengamankan tiga orang kader HMI. Seharusnya polisi dapat lebih kooperatif dalam menangani persoalan molornya keberangkatan kader HMI. "Ada sedikit riak yang terjadi tadi siang juga hanya reaksi dari molornya pemberangkatan mereka," ujarnya.