REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN mengatakan dua perusahaan asing berminat menjadi investor strategis di PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) untuk menghidupkan kembali perusahaan penerbangan yang sudah berhenti sejak 1 Februari 2014.
"Dua calon investor sudah siap masuk ke Merpati. Keduanya merupakan perusahaan penerbangan asing," kata Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (18/11).
Menurut Aloysius, pelepasan saham Merpati bagian dari program privatisasi yang sedang diusulkan kepada Komite Tim Privatisasi yang diketuai Menko Perekonomian Darmin Nasution. "Kedua perusahaan tersebut berlatar belakang maskapai. Mereka mungkin bergabung dengan perusahaan jasa keuangan seperti capital private equity," ujarnya.
Dijelaskan, dalam program privatisasi akan ditempuh dalam tiga skema yaitu melepas kepemilikan saham kepada publik (IPO), menerbitkan saham baru (right issue) dan melalui exit strategy dengan melepas saham langsung seperti kepada Merpati dan Kerta Leces. "Persiapan privatisasi Merpati sudah sedang berlangsung. Saya juga sedang meminta arahan dari Menteri BUMN Rini Soemarno selaku kuasa pemegang saham," kata Aloysius.
Meski begitu ia tidak merinci lebih lanjut kedua perusahaan yang sudah menyatakan minat untuk menjadi pemegang saham Merpati tersebut, karena alasan kerahasiaan dalam perundingan. "Pokoknya perusahaan penerbangan asing. Mereka juga bisa menggandeng perusahaan jasa keuangan untuk masuk ke Merpati," ujar Aloysius.
Baca juga: Dijual ke Swasta, Seluruh Karyawan Merpati akan Kena PHK