REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengimbau kepada seluruh prajurit untuk menghindari benturan dengan Polri. Menurutnya, banyak pihak yang tidak menyukai kebersamaan antara TNI-Polri, sehingga bentrokan diantara keduanya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang dapat merugikan.
"Patuhlah kepada hukum karena hukum adalah panglima tertinggi," kata Panglima TNI, Kamis (19/11).
Panglima TNI dalam kunjungannya di Korem 142/Tatag Kodam VII/Wirabuana, pada Rabu (18/11) itu didampingi oleh Asintel Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington, Asops Panglima TNI Mayjen TNI Fransen Siahaan, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman dan Dansatkomlek TNI Brigjen TNI Eddy. Kunjungannya ke Pare-Pare Kabupaten Mamuju adalah dalam rangka meninjau pembangunan Markas Korem 142/Tatag Kodam VII/Wirabuana.
"Kedatangan saya ke Korem 142/Tatag untuk mengecek kesiapan Makorem serta segala sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan seperti sekolah, pasar, lokasi asrama dan lain-lain," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa pembangunan Makorem di Kabupaten Mamuju ini atas prakarsa dirinya saat menjabat Kasad bersama Panglima TNI saat itu Jenderal TNI Moeldoko.
Pertimbangan dipilihnya Kabupaten Mamuju karena dari segi sejarah dan geografi, Kabupaten Mamuju persis berhadapan dengan ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia), dan berdasarkan pengalaman daerah yang dekat dengan ALKI merupakan wilayah yang rawan konflik.
"Berdasarkan laporan yang saya terima dari Gubernur Sulbar, hampir tidak ada permasalahan atau hal mendasar di Sulbar setelah terbentuk menjadi provinsi," katanya.