Kamis 19 Nov 2015 21:31 WIB

Permohonan Jadi Tentara Prancis Melonjak Setelah Serangan Paris

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Nur Aini
Pasukan militer Prancis memperketat penjagaan Kota Paris.
Foto: Reuters
Pasukan militer Prancis memperketat penjagaan Kota Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Setelah serangan teror yang terjadi di Paris, Jumat (13/11), permohonan yang diajukan para penduduk Prancis untuk bergabung dengan angkatan bersenjata meningkat. Sebelumnya dalam sehari, Angkatan Bersenjata Prancis menerima 500 formulir permohonan. Namun, saat ini permohonan tersebut meningkat hingga 1.500 permohonan per hari.

Permohonan itu diajukan melalui situs resmi dari Angkatan Bersenjata Prancis. Peningkatan pengajuan untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Prancis pun terjadi di lima lokasi utama penerimaan tentara Prancis. Berdasarkan laporan dari media Prancis, La Monde, permintaan untuk bergabung dengan tentara itu melonjak begitu pesat, terutama dalam tiga hari terakhir.

Setelah mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari, pihak militer Prancis akhirnya melansir data peningkatan permohonan warga Prancis untuk menjadi tentara.Permintaan itu melonjak hingga mencapai tiga kali lipat. ''Saya benar-benar terkejut. Fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya,'' kata Kepala Kantor Pelayanan dan Perekrutan Angkata Bersenjata Prancis, Kol Eric de Lapresle, seperti dikutip The Guardian, Kamis (19/11).

Presiden Prancis, Francois Hollande, sempat merencanakan untuk mengurangi jumlah tentara Prancis. Namun, kebijakan ini urung dilaksanakan lantaran adanya serangan teroris yang menimpa kantor majalah, Charlie Hebdo, Januari silam. Permohonan untuk menjadi personel Angkata Bersenjata Prancis pun terus meningkat sejak peristiwa penyerang kantor Charlie Hebdo, yang menewaskan 17 orang tersebut.