REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru Bicara Gedung Putih Ned Harga mengatakan negaranya mengutuk serangan brutal di Radisson Blu Hotel di Bamako, Mali. Ia berjanji akan membantu pemerintah Mali menyelidiki insiden penyerangan tersebut.
Ned mengaku telah mendapat konfirmasi serangan telah berakhir.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan para pejabat Amerika Serikat (AS) di sana untuk memverifikasi semua lokasi yang ditinggali warga AS," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/11).
Baca 18 Tewas dalam Serangan Hotel Mali
Diketahui sebelumnya, sekelompok militan menyerbu dan menyandera sejumlah orang yang berada di Blu Hotel, Bamako, Mali pada Jumat (20/11). Sebanyak 18 orang dinyatakan tewas akibat serangan tersebut.
Selain itu, kelompok militan juga menyandera sekitar 180 orang yang berada di hotel. Namun, 30 di antaranya berhasil lolos.
Baca Pasukan Khusus AS dan Prancis Diterjunkan Atasi Penyanderaan Mali
Belum diketahui siapa yang merencanakan dan melakukan serangan tersebut. Namun kelompok militan Alqaidah dan al-Murabitoun mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan.
Baca Hancurkan ISIS, Rusia Kerahkan 69 Pesawat Tempur