Senin 23 Nov 2015 13:28 WIB

Perekonomian Jawa Tengah Terancam Lumpuh

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meninjau Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meninjau Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III Edi Priyanto menyayangkan penghentian kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, oleh Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Emas sejak Kamis (19/11).

Penghentian aktivitas bongkar muat tersebut dinilai telah menghambat kelancaran arus logistik barang. Akibat terganggunya fungsi penting Pelabuhan Tanjung Emas sebagai gerbang keluar masuknya barang, baik domestik maupun ekspor-impor, dikhawatirkan oleh banyak pihak dapat berakibat lumpuhnya perekonomian daerah, khususnya Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

"Kegiatan di pelabuhan merupakan aktivitas penting di obyek vital dan strategis milik negara. Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur penting untuk pengiriman barang," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (23/11).

Kejadian tersebut, lanjutnya, tidak hanya menyebabkan waktu antrian sandar kapal menjadi lama yang berdampak pada demurrage, tetapi yang paling dikhawatirkan juga akan mengganggu aktivitas ekspor-impor berbagai komoditas penting yang melalui Pelabuhan Tanjung Emas.

Edi melanjutkan, penghentian aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas ini menjadi preseden buruk di tengah usaha pemerintah yang sedang gencar mendorong program Tol Laut demi meningkatkan kinerja logistik nasional. 

"Para pelaku bisnis menjadi khawatir dan masyarakat juga dapat terdampak dengan melonjaknya harga barang," katanya menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement