REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Lebih dari separuh populasi primata dunia menghadapi ancaman kepunahan lebih cepat dari yang diperkirakan. Para peneliti asal Singapura mengungkapkan beberapa primata yang terancam punah ini terdiri dari berbagai jenis mulai dari kera, lemur dan monyet.
Di beberapa wilayah endemik, spesies primata tersebt berada pada tingkat populasi yang sangat rapuh. Habitat asli primata mengalami kerusakan pada skala yang cukup besar, terutama akibat pembakaran lahan dan pembukaan hutan tropis secara besar-besaran.
Spesies orangutan Sumatra yang telah menjadi spesies yang paling terancam punah. Kini hanya tersisa 6.600 ekor di hutan asli Sumatra. Gorila Grauer yang tersisa ada 2.000 hingga 10 ribu ekor di habitat aslinya. Terdapat pula jenis tarsier Filipina, kukang Jawa dan lemur kerdil Gunung Lavasoa dari Madagaskar yang jumlahnya tidak diketahui.
Ahli Primata, Christoph Schwitzer yang juga tergabung dalam tm penelitian ini dalam sebuah pernyataan dilansir AFP Selasa (24/11) mengungkapkan penelitian menyoroti sejauh mana bahaya kepunahan primata di dunia. "Kami berharap penelitian ini memusatkan perhatian pada spesies primata yang kurang dikenal. Beberapa di antaranya bahkan mungkin tak akan pernah didengar orang," kata Direktur Konservasi di Bristol Zoological Society Inggris.
Beberapa jenis yang mungkin tidak pernah di dengar ini termasuk Lemur kerdil pegunungan Lavasoa, spesies yang baru ditemukan dua tahun lalu. Begitu pula monyet Roloway dari Ghana dan Pantai Gading yang menurut beberapa ahli sudah sampai di ambang kepunahan.