REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk Simpanan Pelajara (Simpel dan Simpel iB) dinilai bisa memanfaatkan infrastruktur yang memiliki jangkauan luas seperti layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus Sugiarto mengatakan, anak-anak di daerah terpencil harus punya kesempatan yang sama untuk merasakan layanan keuangan. Karena itu, OJK sedang mencoba menggabungkan Simpel dengan Laku Pandai.
Laku Pandai merupakan infrastruktur pengganti cabang dan menjangkau wilayah pelosok. Sementara Simpel merupakan produk tabungan untuk menjangkau anak-anak. ''Agen tinggal ditambah produk. Tapi memang harus ujicoba dulu,'' kata dia, Jumat (27/11).
Produk Laku Pandai adalah akun berbasis simpanan (BSA) dengan maksimal nilai simpanan Rp 20 juta. Nilai simpanan untuk produk Simpel akan diperbesar karena bisa menjadi tabungan jangka panjang.
Direktur Konsumer dan Perbankan Ritel Bank Mandiri Heri Gunardi mengatakan, Saat ini, akun Simpel Bank sudah mencapai 5.000 akun. Akun tersebut merupakan hasil kerja sama hampir 100 sekolah yang 70 persennya berada di Jakarta dan sebagian besar berupa SD. Hingga Januari 2016, Bank Mandiri menargetkan 55 ribu akun Simpel.
Bank Mandiri tidak melihat jumlah dana terkumpul dari Simpel, tapi memotivasi anak-anak untuk menabung dan edukasi bersama OJK. ''Tapi lihat potensinya, kalau dimobilisasi dengan baik pasti oke,'' kata Heri.