REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap pondok pesantren dapat menyelaraskan keimanan atau ketakwaan dan kemampuan mengembangkan ekonomi kepada para santri.
"Harus didorong bagaimana memahami Islam yang tinggi dan juga bagaimana berpikir tentang mendorong dunia usaha, lapangan pekerjaan, kerajinan serta inovasi yang baik," kata Wapres dalam acara Syukuran 54 Tahun Pondok Pesantren Darunnajah di Jakarta, Sabtu (28/11).
Sistem pendidikan di pondok pesantren, sambung JK, harus diperbaiki mutunya supaya dapat menciptakan santriwan dan santriwati yang mampu bertahan dalam perkembangan jaman.
"Pendidikan itu memang harus selalu diperbaiki tingkatan dan mutunya, baik itu pendidikan keduniaan maupun persiapan menuju akhirat," jelasnya.
Sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla juga mengatakan jumlah masjid dan pesantren di Tanah Air tidak pernah kurang melainkan selalu ditambah seiring dengan meningkatnya populasi penduduk beragama Islam.
"Sayangnya, kita tidak punya banyak toko, pabrik, industi dan kebun. Banyak kebun bermasalah tidak bayar zakat, karena kurangnya kesadaran membayar zakat," katanya.
Artinya, lanjut Wapres, kekurangan yang terjadi saat ini harus didorong dengan peningkatan kemampuan ekonomi tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.
Wapres mencontohkan negara-negara Islam penghasil minyak di Timur Tengah yang kini sebagian besar penduduknya justru hijrah ke negara non-Islam di Eropa karena tinggal di negara asalnya tidak lagi aman.
"Lihat, kurang kaya apa itu Mesir, Libya dan Suriah? Tidak ada negara sekaya mereka, tetapi kenapa mereka pergi ke Eropa? Karena kemampuan mengurus negara dan ekonominya tidak sepadan dengan kekayaan negerinya," katanya.
Oleh karena itu, JK berharap generasi muda yang menempuh pendidikan di pondok pesantren harus memiliki modal pengetahuan dan kemampuan untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa mendatang.
"Kita harus menuju ke situ, karena kemampuan untuk mengembangkan ekonomi dan keimanan secara bersamaan dapat menghindarkan bangsa ini dari masalah-masalah di kemudian hari," ujar Wapres.
antara