REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan pendapat merupakan hal wajar. Yang terpenting, tetap menjaga kebersamaan.
Teladan ini bisa dilihat dari apa yang dialami sahabat Rasulullah. Perbedaan pendapat kerap dialami di antara para sahabat. Namun, para sahabat tetap menjaga kebersamaan itu. Hasilnya, terbentuk satu masyarakat yang kokoh.
Berikut kisahnya:
Ini adalah kisah masyhur seorang Zaid bin Tsabit RA dan Ibnu Abbas RA. Zaid adalah pencatat wahyu Allah SWT. Ia adalah ulamanya umat.
Saat memberi kesaksian soal Zaid bin Tsabit RA, Umar bin Khatab RA berkata, "Hai manusia, siapa yang ingin bertanya dengan Alquran maka datanglah kepada Zaid bin Tsabit."
Seperti halnya kemuliaan Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas adalah seorang sahabat yang sangat fakih terhadap agama. Sepupu Nabi SAW ini pernah didekap oleh Rasulullah SAW seraya berkata, "Ya Allah, ajarkanlah kepadanya hikmah."
Hikmah yang dimaksud, sebagian ulama menafsirkan sebagai ilmu Alquran. Ibnu Abbas RA tumbuh dan besar menjadi ahlul Alquran.
Namun, meski sebagai sahabat terdekat Rasulullah SAW, keduanya tak selalu seiring sepemahaman. Syahdan, suatu ketika Zaid dan Ibnu Abbas berselisih paham tentang sebuah persoalan waris.
Zaid berpendapat, seorang kakek tidak menghalangi waris saudara orang yang meninggal. Sementara, Ibnu Abbas berpendapat kakek menghalangi saudara orang yang meninggal untuk mendapatkan waris.
Ibnu Abbas bahkan sampai berkata dengan nada tinggi, "Apakah Zaid bin Tsabit dan orang-orang yang mengikutinya tidak takut kepada Allah? Ia menjadikan cucu penghalang waris namun tidak dengan kakek."
Kerasnya perbedaan keduanya tak lantas melunturkan ukhuwah. Lihatlah bagaimana Ibnu Abbas RA memperlakukan Zaid bin Tsabit dalam sebuah kesempatan. Mengetahui Zaid menaiki bughal, Ibnu Abbas langsung memeang tali kekang lalu menuntun bughal Zaid.
Terkaget Zaid lantas mengungkapkan ketidakenakannya, "Apa yang engkau lakukan wahai anak paman Rasulullah SAW?" "Beginilah kami," jawab Ibnu Abbas, "diajarkan untuk memuliakan ulama kami."
Tak lama berselang sebelum hendak turun, Zaid meminta Ibnu Abbas mengulurkan tangan, "Ulurkan tanganmu wahai anak paman Rasulullah SAW." Saat Ibnu Abbas mengulurkan tangan, Zaid langsung meraihnya dan menciumi tangannya.
"Apa yang kau lakukan wahai Zaid?" tanya Ibnu Abbas terkaget. "Beginilah kami," ujar Zaid, "diajarkan untuk memuliakan keluarga Rasulullah SAW."