REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dituding mengirimkan senjata, amunisi, dan peralatan perang lainnya kepada ISIS yang bermarkas di Suriah. Diduga ISIS membayar perlengkapan perang itu dengan minyak.
Dilansir dari rt.com Rusia mengecam Turki yang dituding mendukung ISIS. "Kami memiliki informasi bahwa pemerintah Turki semakin mendukung ISIS dengan memasok senjata dan amunisi, mereka menukarnya dengan minyak dan barang antik yang dicuri dari Suriah dan Irak," ujar Jendral Komando Suriah, Ahad (29/11).
Suriah menduga, minyak dan barang antik diselundupkan dengan memalsukan sebagai bantuan kemanusiaan. Sehingga mudah melewati pengawasan perbatasan Turki.
Istanbul juga dituduh menjadi penyebab meningkatnya ketegangan di perbatasan Suriah. Mereka menembaki tentara Suriah di Provinsi Latakia dan Gunung al Aqraa.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan membantah tudingan jika negaranya melakukan perdagangan minyak dengan ISIS. Erdogan meminta bukti jika benar melakukannya dan menuduh sebaliknya Pemerintah Suriah yang membeli minyak dari ISIS.
Anehnya, Jaksa Turki menangkap editor surat kabar Cumhuriyet, Can Dundar dan perwakilan Cumhuriyet di Ankara, Erdem Gul karena diduga berkhianat telah mempublikasikan adanya senjata Turki yang dikirim ke Suriah oleh badan intelejen Turki.
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem menyebut, pesawat Rusia yang ditembak membuktikan Turki mendukung terorisme di Suriah. Turki diduga menyediakan senjata, dukungan logistik, perawatan medis dan tempat tinggal.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan preman bersenjata telah membunuh pilot Rusia. Pernyataan ini didukung Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Vladimir Putin.